6 Langkah Cerdik Mencegah PTM (Penyakit Tidak Menular)

Penyakit tidak menular (PTM), seperti stroke, diabetes, dan sebagainya, menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, angka kematian akibat PTM meningkat dari tahun ke tahun. Penyebab kematian tertinggi adalah stroke, kemudian hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.

Berbagai penyakit tidak menular (PTM) tersebut tak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga merambah wilayah perdesaan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan, di perkotaan, kematian karena stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9 persen, sementara di pedesaan 11,5 persen.

Ini memperlihatkan bahwa PTM, terutama stroke, menyerang kalangan usia produktif. Prevalensi PTM lainnya juga cukup tinggi, yaitu hipertensi (31,7 persen), artritis (30,3 persen), penyakit jantung (7,2 persen), dan cedera (7,5 persen).

PTM dipicu oleh banyak faktor risiko di antaranya merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas melaporkan 34,7 persen penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, lalu 93,6 persen kurang asupan buah dan sayur, serta 48,2 persen kurang olah raga.

Peningkatan PTM tentu berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM kerap memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit kronis dan atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM, yakni kecacatan, termasuk kecacatan permanen.

Saat ini pemerintah sedang mengupayakan terwujudnya jaminan kesehatan menyeluruh, termasuk untuk masalah penyakit kronis dan katastropik. Penanganan yang paling penting tentu saja upaya preventif agar kita semua terhindar dari PTM.

Untuk mencegah dan menanggulangi PTM, langkah CERDIK berikut ini perlu Anda aplikasikan:

• Cek kesehatan secara berkala
• Enyahkan asap rokok
• Rajin beraktivitas fisik
• Diet sehat seimbang
• Istirahat cukup
• Kelola stres

Rokok merupakan salah satu faktor risiko utama PTM yang menyebabkan penyakit dan adiksi (ketagihan). Aspek kebiasaan atau budaya juga disebut-sebut ikut memengaruhi sulitnya mengubah perilaku merokok di masyarakat. Metode penanggulangan masalah merokok sudah teruji. Namun, masih dibutuhkan upaya perluasan dan konsistensi dalam penerapannya. Hingga saat ini, pendapat berbeda seringkali muncul dan harus segera ditangani dengan peningkatan pengetahuan, advokasi, komunikasi sosial, dan melibatkan sebanyak mungkin tokoh dan komponen masyarakat.