Agus Suyitno, Pahlawan Bagi Konservasi Alam dan Gajah Kalimantan

Agus Suyitno, Pahlawan Bagi Konservasi Alam dan Gajah Kalimantan

Nur Atinal Khusna
10 Nov 2017
Dibaca : 2546x

Hari Pahlawan senantiasa diperingati pada tanggal 10 November di Indonesia. Tetapi, definisi pahlawan tak harus seseorang yang telah berjasa berjuang dalam perang. Melainkan seseorang yang sudah rela berkorban demi kemajuan negaranya.

Seperti halnya WWF Indonesia, memperingati hari pahlawan dengan memperkenalkan Agus Suyitno sebagai salah seorang pahlawan bagi konservasi alam dan gajah Kalimantan. Agus Suyitno sekalipun pernah digigit ular viper, semangatnya tidak pernah surut dan rasa cintanya selalu tetap ada untuk kelestarian alam Indonesia. Semangatnya tersebut menjadikan Agus Suyitno sebagai pahlawan perjuangan dalam menyelamatkan bumi agar tetap lestari.

WWF singkatan dari “World Wildlife Fund for Nature”. Nama tersebut merefleksikan komitmen WWF untuk bekerja tidak hanya terkait isu kehidupan alam liar, tapi juga pada isu-isu lingkungan lainnya yang strategis. WWF adalah salah satu lembaga konservasi terbesar dan sangat berpengalaman di dunia, yang didirikan secara resmi tahun 1961. Sekertariat pusat WWF, yaitu WWF International, bertempat di Gland, Swiss.

WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi nasional yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global WWF. Mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1962 dengan penelitian Badak Jawa di Ujung Kulon, WWF-Indonesia saat ini bergiat di 27 wilayah kerja lapangan, tepatnya di 17 propinsi, mulai dari Aceh hingga Papua. Didukung oleh sekitar 500 staff, WWF bekerja bersama pemerintah, masyarakat, swasta, LSM, masyarakat madani, dan publik luas.Sejak 2006 hingga 2013, WWF Indonesia didukung oleh sekitar 64 ribu supporter di dalam negeri.

Agus Suyitno memegang jabatan sebagai Human-Elephant Conflict Mitigation Officer WWF-Indonesia. Pada 2011 silam, saat sedang melakukan kegiatan survei Gajah Kalimantan di Sungai Sibuda, Nunukan, Kalimantan Utara, yang berdekatan dengan daerah perbatasan Sabah, Malaysia, ia mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Seekor ular viper menggigit kaki sebelah kanannya. Bornean Palm Pit Viper ini termasuk jenis ular yang sangat berbisa dan dapat menggigit sangat cepat.

Kondisi alam yang berupa hutan lebat, gunung, dan tebing membuat kondisi semakin sulit. Apalagi pada saat itu alat komunikasi yang berupa ponsel satelit sedang mengalami masalah sehingga tidak bisa mengontak kantor WWF untuk mendapatkan pertolongan sesegera mungkin melalui tim SAR. Dibutuhkan waktu dua hari untuk keluar dari hutan dengan ditandu oleh teman-teman tim survei dengan berjalan kaki menyusuri hutan, gunung, dan tebing hingga berhasil menuju kampung. Agus pun dibawa ke RS Malinau untuk kemudian dirujuk ke RS Samarinda.

Pengalaman mencekam tersebut tak menyurutkan semangat Agus untuk berjuang demi kelestarian Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis). Isu konservasi Gajah Kalimantan memang sudah menjadi minatnya sejak masih duduk di bangku kuliah pada tahun 2000-an. Pada saat itu keberadaan Gajah Kalimantan secara fisik belum ditemukan, hanya sebatas kotoran dan jejak. Kemudian pada tahun 2006/2007, WWF-Indonesia berhasil melakukan penelitian dan membuktikan secara fisik keberadaan Gajah Kalimantan. Agus makin tertarik dengan Gajah Kalimantan ketika seorang peneliti WWF-Indonesia bernama Stephan Wulffraat mempresentasikan hasil penelitiannya di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda, tempatnya belajar. Kemudian sejak 2010 hingga sekarang, Agus bergabung di WWF-Indonesia dalam program konservasi Gajah Kalimantan.

Resiko dan rintangan dalam melakukan survei tidak bisa diramalkan. Kerja keras dan tantangan dalam melakukan tugas terbayar ketika Agus mendapatkan pengalaman membahagiakan. Pada tahun 2013, WWF bersama perwakilan masyarakat dan pemerintah daerah Nunukan melakukan advokasi ke Kementerian Kehutanan terkait rencana izin dua calon perusahaan HTI yang berencana akan beroperasi di dalam area habitat Gajah Kalimantan. Advokasi berhasil dilakukan dan dua calon perusahaan HTI tersebut izinnya tidak diberikan.

Berkat dukungan yang tiada henti dari para Suporter WWF yang berdonasi melalui program Sahabat Gajah dan Elephant Warrior, tahun ini survei Gajah Kalimantan bisa kembali dilaksanakan di kurun waktu akhir November - Desember  2017.

WWF Indonesia juga berkicau dalam twitternya @WWF_ID, “Selamat Hari Pahlawan! Hari ini booth WWF bertemakan "Pahlawan Konservasi" dengan kisah2 para pejuang konservasi dari seluruh Indonesia. JKT: Central Park, St. Jakarta Kota, PIK Avenue. BDG: St. Bandung. JOG: Mall Malioboro. SBY: St. Gubeng Baru, Bandara Juanda, St. Pasar Turi.”

Jadi, apa perjuanganmu dalam memajukan negara Indonesia?

 

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Berita Netizen Terupdate
Copyright © 2024 GueBanget.com - All rights reserved
Copyright © 2024 GueBanget.com
All rights reserved