Makna Filosofi Hidangan Opor Ayam Bersama Ketupat di Hari Lebaran

Makna Filosofi Hidangan Opor Ayam Bersama Ketupat di Hari Lebaran

Admin
8 Okt 2019
Dibaca : 4189x

Opor ayam adalah salah satu jenis masakan yang sudah sangat dikenal di nusantara ini. Asal usul masakan opor ayam diklaim berasal dari daerah dengan adat serta budaya Jawa yaitu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun hingga saat ini tidak ada satupun dari peneliti kuliner yang dapat menjelaskan opor ayam tersebut berasal dari mana dan sejak kapan ada di Indonesia. Hanya disebutkan sebagai resep warisan leluhur. Namun saat ini opor ayam telah menjadi begitu populer dan banyak dikenal di daerah lainnya di negeri ini. Masakan opor ayam ini berbahan dasar daging ayam dan santan yang dimasak dengan beraneka rempah-rempah. 

Di tanah Jawa opor ayam ini terdiri dari dua macam yaitu opor putih dan opor kuning. Untuk opor ayam putih lebih banyak diminati oleh kalangan emak-emak atau para wanita Tionghoa yang telah membaur dengan kebiasaan setempat mengenakan baju kurung dan sarung seperti kebiasaan penduduk setempat. Pemandangan yang unik ini hanya ada di tanah Jawa. Sementara untuk opor ayam kuning umumnya dimasak oleh penduduk asli setempat dengan menambahkan kunyit agar lebih cantik atau luwih ayu dalam bahasa Jawanya. Selain membuat penampilan opor ayam menjadi lebih cerah, penambahan kunyit pada masakan ini dapat membuat tubuh sehat dan sebagai penyeimbang santan. Warna kuning karena penambahan kunyit pada masakan ini juga diasosiasikan dengan emas yang berarti sebagai lambang kemakmuran. Masakan opor ayam biasanya juga menggunakan ayam kampung atau ayam negeri, meskipun semua itu tergantung pada selera masing-masing.

Masakan opor merupakan menu wajib saat hari raya lebaran tiba dan penyajiannya bersama ketupat. Sebenarnya apa ya yang menjadikan hidangan opor ayam ini sebagai menu wajib ketika berlebaran? Ketupat merupakan bagian dari tradisi Idul Fitri di tanah Jawa dan dipopulerkan oleh salah satu dari Walisongo yang tidak lain adalah Sunan Kalijaga. Pada saat itu Sunan Kalijaga memperkenalkan dua kali perayaan yaitu lebaran hari raya Idul Fitri satu syawal dan lebaran kupat. Lebaran kupat yaitu perayaan lebaran setelah menjalani puasa sunag selama 7 hari setelah 1 syawal. Dan tradisi lebaran kupat ini berlaku hanya di beberapa daerah yang sebagian besar berada di tanah Jawa.

Unsur-unsur tradisi Jawa Islam yang diperkenalkan oleh Sang Wali yaitu bahwa ketupat mempunyai makna yang tersendiri. Berasal dari kata kupat yang memiliki makna ganda, ngaku lepat atau mengakui kesalahan dan laku papat atau empat tindakan. Laku papat tidak lain adalah empat tindakan yaitu luberan, leburan, lebaran dan laburan. Keempat kata tersebut bermakna berakhirnya puasa, berbagi rejeki berlimpah dalam arti menunaikan kewajiban untuk berzakat fitrah, peleburan dosa serta memutihkan hati kembali. Sebagai teman dari makan ketupat ketika hari lebaran yaitu opor ayam yang dibuat dengan santan memiliki makna panga[unten, Yaitu permintaan maaf di dalam bahasa Jawa. Dapat disimpulkan bahwa penyuguhan opor sebagai pendamping ketupat mempunyai makna simbolis sebagai pengakuan kesalahan dengan tulus yang disertai dengan tindakan memohon maaf. 

Wah ternyata penyajian opor ayam dengan ketupat bukan hanya merupakan sebagai hidangan belaka ya. Tetapi di balik itu semua ternyata mengandung makna yang begitu mendalam yakni sebagai simbol makanan ketika semua orang mengakui kesalahan dan saling memaafkan satu sama lain. Yuk lesatrikan tradisi kuliner yang di dalamnya mengandung makna yang dalam ini. Namun meskipun demikian, hidangan opor ayam tidak hanya dapat dinikmati pada hari lebaran saja ya. Selain itu juga, penyajian opor ayam ini tidak hanya seperti itu saja. Buat yang mau membuat opor ayam dengan beragam variasi simak di sini ya https://selerasa.com/resep-dan-cara-membuat-opor-ayam-spesial-yang-gurih-nikmat-mudah-dan-paling-sederhana.

 

#Tagar Berita

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Berita Netizen Terupdate
Copyright © 2024 GueBanget.com - All rights reserved
Copyright © 2024 GueBanget.com
All rights reserved