Istilah Metaverse sebenarnya telah muncul dalam sebuah novel yang berjudul Snow Crash (1992) yang ditulis oleh Neal Stephenson. Namun istilah ini kemudian lebih dikenal setelah Mark Zuckerberg mengganti Facebook dengan Meta beberapa waktu lalu. Sang founder Facebook ini, kemudian merancang Metaverse yang bisa digunakan dalam dunia pendidikan, yang memunculkan istilah Metaverse University.
Bahkan kini, beberapa universitas di beberapa negara mulai menerapkan istilah ini. Namun apakah Anda tahu, apa yang dikenal dengan Metaverse ini? dan apa kaitannya dengan dunia pendidikan dan universitas? Sebagaimana diketahui, istilah Metaverse pertama kali muncul pada sebuah novel yang diterbitkan pada tahun 1992 yang lalu. Dimana dalam novel yang berjudul Snow Crash tersebut, Neal Stephenson sang penulis menggambarkan sebuah dunia baru berbasis virtual 3D, yang dihuni dan ditinggali oleh berbagai avatar dari orang-orang sungguhan.
Kini, istilah Metaverse kemudian dimunculkan kembali, saat Mark Zuckenberg, sang founder Facebook, mengubah nama Facebook.inc menjadi Meta. Dimana dengan adanya pengubahan nama tersebut, erat kaitannya dengan istilah Metaverse, yang memang menjadi tujuan awalnya. Dimana dengan adanya Metaverse tersebut, sang founder Facebook tersebut mengharapkan adanya penerapan dunia internet yang bisa divisualisasikan dengan konsep 3D. Dalam arti, setiap orang yang terhubung dengan internet, bisa saling berinteraksi secara virtual. Lebih jauh lagi, orang-orang bisa mengandalkan Metaverse untuk bertemu, bekerja, bermain, hingga belajar.
Untuk yang terakhir, dikenal dengan adanya istilah Metaverse Education, yang mengenalkan pendidikan dalam dunia Metaverse. Dalam arti, orang-orang bisa belajar secara virtual 3D dengan adanya Metaverse ini. Singkatnya, jika Anda menggunakan Metaverse dalam dunia pendidikan, maka Anda bisa berinteraksi dengan guru/dosen, serta teman-teman Anda, layaknya berada di sekolah maupun kampus. Meskipun Anda melakukan pembelajaran di rumah misalnya.
Anda masih bisa berinteraksi, mendengarkan materi, bahkan menyusuri ruang kelas sendiri, seolah-olah Anda tengah berada di ruang sekolah/kampus tersebut. Bagaimana caranya? Tentunya dengan alat bantu berupa kacamata Augmented Reality, Headset Virtual Reality, Aplikasi Smartphone, dan yang lainnya. Dengan adanya Metaverse Learning ini, secara tidak langsung memunculkan istilah lain, yang dikenal dengan Metaverse University. Dimana dalam konsep Metaverse dalam dunia pendidikan ini, secara tidak langsung akan memunculkan beberapa universitas yang mungkin saja akan menerapkan konsep Metaverse, dalam proses belajar mengajar, yang sebelumnya hanya dilakukan secara tatap muka dalam bentuk fisik (Non virtual).
Dengan kata lain, fungsi dari Metaverse ini adalah memungkinkan setiap orang bisa berinteraksi secara langsung dengan orang-orang sekitarnya, namun dalam konsep virtual 3D. Dimana orang-orang bisa berinteraksi secara langsung, baik dalam bekerja, bertemu, bermain, menonton konser, hingga belajar. Dengan adanya pandemi yang muncul pada akhir tahun 2019 yang lalu, dan hingga kini belum memunculkan tanda-tanda akan berakhir. Secara langsung telah mengubah kebiasaan masyarakat di dunia untuk belajar dan bekerja dari rumah, yang dikenal dengan konsep Learn From Home dan juga Work From Home.
Tentunya dengan adanya layanan internet yang dikenal dengan belajar online, dan bekerja secara online ini, orang-orang akan belajar dan bekerja dari rumah. Sementara untuk pemberian materi, tugas/pekerjaan dan juga melakukan meeting, dilakukan sepenuhnya dengan bantuan internet. Hanya saja, dengan layanan online ini, orang-orang hanya bisa mengikuti proses pembelajaran dan juga meeting melalui tampilan monitor/layar Android, dengan beberapa gambar dan video yang ditampilkan. Sementara para siswa dan peserta meeting hanya perlu mendengarkan. Meskipun bisa berinteraksi, hal ini dilakukan dalam sesi khusus, dimana para audiens hanya bisa bertanya. Meskipun bisa bertatap muka, namun audiens hanya ditampilkan dalam bentuk foto/video pendek yang dimasukkan dalam sebuah layar/monitor, bersama dengan audiens lainnya.
Dalam arti, orang-orang tidak bisa berinteraksi secara langsung seperti merasakan suasana di kelas maupun kantor, tidak bisa merasakan duduk di meja kerja, tidak bisa merasakan bagaimana berjalan ke depan kelas maupun ke meja presentasi untuk melakukan presentasi, dan yang lainnya. Maka dari itu, dengan adanya Metaverse ini, Anda bisa melakukan hal-hal yang selama ini Anda mimpikan tersebut secara langsung. Dalam arti, dengan konsep Metaverse Education, Anda bisa belajar di rumah.
Namun disisi lain, Anda juga bisa merasakan bagaimana duduk di bangku kelas, berada di ruangan kelas, saat guru/dosen memberikan materi, atau bahkan merasakan bagaimana maju ke depan kelas, saat guru/dosen meminta Anda untuk menyelesaikan soal yang tertulis di papan tulis. Sangat canggih, bukan? Dengan demikian, meskipun masa pandemi belum usai, namun Anda masih bisa belajar dengan konsep virtual 3D.
Dimana dengan konsep belajar tersebut, akan bisa menghilangkan kejenuhan Anda saat harus belajar online, ataupun untuk mengobati kerinduan Anda dengan suasana kelas, dan suasana belajar di sekolah/kampus. Pada masa pandemi ini, diperkirakan ada sekitar 1,6 miliar dari sekitar 192 negara di dunia yang melakukan proses belajar online, tanpa konsep 3D. Dari angka tersebut, diharapkan ada banyak universitas yang bisa menerapkan sistem pendidikan dengan konsep Metaverse ini. Sehingga akan banyak muncul beberapa Metaverse University, di berbagai belahan dunia.