Guebanget.com - Memang mudik dalam Lebaran sudah menjadi tradisi semua umat muslim di Indonesia terutama. Kadang demi untuk mudik Lebaran mereka rela membahayakan diri mereka sendiri dengan alasan kapan lagi bisa berkumpul dengan keluarga selain lebaran.
Hari raya adalah salah satu syiar kemuliaan kaum muslimin. Pada hari itu mereka berkumpul jiwa-jiwa menjadi bersih dan persatuan terbentuk serta pengaruh kejelekan dan kesengsaraan hilang, sehingga tidak tampak pada waktu itu kecuali kebahagiaan. Namun hal ini sering terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam merayakannya. Diantaranya.
1. Meniru orang kafir dalam berpakaian. Kita mulai melihat sebagai fenomena aneh pada masyarakat kita khususnya pada hari raya. Mereka mengenakan pakaian yang aneh-aneh ala orang kafir. Seorang muslim dan muslimah seharusnya memiliki semangat untuk menjaga agama, kehormatan dan fitrahnya. Jangan tergoda untuk ikut-ikutan mereka meniru-niru kebiasaan orang-orang yang tidak menjaga kehormatan.
2. Sebagian orang menjadikan hari raya sebagai syiar melaksanakan kemaksiatan, sehingga secara terang-terangan ia melakukan perbuatan yang diharamkan. Misalnya dengan mendengarkan musik dan memakan makanan yang diharamkan Allah.
3. Dalam berziarah (kunjungan) tidak memperhatikan etika islami. Contohnya bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, saling berjabat tangan antara laki-laki yang bukan mahram
4. Berlebih-lebihan dalam membuat makanan dan minuman yang tidak berfaedah, sehingga banyak yang terbuang, padahal kaum muslimin yang membutuhkan.
5. Hari Raya merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menyatukan hati kaum muslimin, baik yang ada hubungan kerabat atau tidak. Juga kesempatan untuk mensucikan jiwa dan menyatukan hati, namun pada kenyataannya, penyakit hati masih tetap saja bercokol.
6. Menganggap bahwa silaturahmi hanya dikerjakan pada saat hari raya saja.
7. Menganggap bahwa pada hari raya sebagai saat yang tepat untuk ziarah kubur.
8. Saling berkunjung untuk saling maaf-memaafkan diantara para kerabat dan sanak famili dengan keyakinan saat itulah yang paling afdhal.[10]
SILATURAHMI YANG PALING UTAMA ADALAH BIRRUL WALIDAIN
Allah mewajibkan seorang anak untuk taat, berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuannya. Bahkan Allah menghubungkan perintah beribadah kepadaNya dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana firman Allah:
وَقَضَى رَبّÙÙƒÙŽ أَلاَّ ØªÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوا Ø¥Ùلآ Ø¥ÙÙŠÙ‘ÙŽØ§Ù‡Ù ÙˆÙŽØ¨ÙØ§Ù„Ù’ÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Ø¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†Ù‹Ø§ Ø¥Ùمَّا ÙŠÙŽØ¨Ù’Ù„ÙØºÙŽÙ†Ù‘ÙŽ عÙندَكَ Ø§Ù„Ù’ÙƒÙØ¨ÙŽØ±ÙŽ Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙ‡Ùمَا أَوْ ÙƒÙلاَهÙمَا Ùَلاَ تَقÙÙ„ لَّهÙمَا Ø£ÙÙّ٠وَلاَتَنْهَرْهÙمَا ÙˆÙŽÙ‚ÙÙ„ لَّهÙمَا قَوْلاً كَرÙيمًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.[al Isra` : 23]
Birrul walidain adalah berbuat baik kepada kedua orang tua, baik berupa bantuan materi, doa, kunjungan, perhatian, kasih sayang, dan menjaga nama baik pada saat hidup atau setelah wafat. Orang tua merupakan kerabat terdekat, yang banyak mempunyai jasa dan kasih sayang yang besar sepanjang masa, sehingga tidak aneh kalau hak-haknya juga besar. Allah berfirman :
وَوَصَّيْنَا اْلإÙنسَانَ بÙÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ’Ù‡Ù ØÙŽÙ…َلَتْه٠أÙمّÙه٠وَهْنًا عَلَى وَهْن٠وَÙÙØµÙŽØ§Ù„ÙÙ‡Ù ÙÙÙŠ Ø¹ÙŽØ§Ù…ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Ø£ÙŽÙ†Ù Ø§Ø´Ù’ÙƒÙØ±Ù’ Ù„ÙÙŠ ÙˆÙŽÙ„ÙÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ’ÙƒÙŽ Ø¥Ùلَىَّ الْمَصÙيرÙ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu”. [Luqman : 14 ].
semoga dengan pemahaman ini tidak membuat kita menyalah artikan akan mudik lebaran yang menjadi keharusan.