Apa sih pentingnya memperhatikan kode-kode dalam kemasan makanan? Yang pasti, bila kemasan makanan itu sudah memiliki nomor BPOM, maka pabrik dan produknya sudah melewati penilaian keamanan, mutu, dan manfaat.
Bila konsumen memiliki kebiasaan untuk mengecek label makanan, itu memperlihatkan meningkatkan kesadaran tinggi. Kesadaran itu untuk melindungi dirinya sendiri dan keluarga. Masyarakat harus mempunyai kemampuan mengawasi. Jadilah masyarakat yang cerdas menentukan pilihan dengan membaca label dengan teliti. Tetapi, memang masih banyak masyarakat yang abai membaca label, padahal itu hanya sebentar.
Ada lima kode yang harus tertera di kemasan makanan yang bisa menjamin bahwa makanan itu aman bagi tubuh kita. Pertama, pembuatnya dan alamatnya. Keterangan itu menjamin bahwa makanan produksinya bisa diketahui asal-muasalnya dan memudahkan penyelidikan saat terjadi sesuatu.
Kedua, nomor pendaftaran dari BPOM. Untuk makanan produksi dalam negeri, kodenya adalah BPOM RIMD dan dilanjutkan 15 digit angka. Untuk makanan impor, kodenya adalah BPOM RI ML dan diikuti 15 digit angka. Bila industri rumah tangga, kodenya adalah P-IRT yang diikuti nomor.
Ketiga, tanggal kedaluwarsa yang meliputi tanggal/bulan/tahun atau bulan/tahun saja. Keempat, untuk makanan impor, labelnya harus dilengkapi dengan keterangan dalam bahasa Indonesia. Kelima, untuk penganan produksi pabrik, ada kode produksi yang menunjukkan tanggal berapa produk dibuat dan lebih spesifik lagi SIP-nya. Kalau ada masalah bisa ditelusuri melalui kode produksi dan bisa langsung ditarik produknya dari pasaran yang memiliki kode produksi sama.
Keterangan label makanan yang memenuhi standar menunjukkan bahwa makanan itu aman atau terbebas dari empat hal. Keempatnya adalah cemaran bakteri, penggunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk makanan, cemaran fisik seperti isi stapler, dan penggunaan tambahan pangan yang melebihi batas.
Proses pembuatannya pun sudah terjamin mutunya mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, pengemasan, sampai produknya siap dilempar ke pasar. Selain itu, juga ada manfaatnya. Itu bisa dilihat dari tabel informasi nilai gizi yang harus dicantumkan.
Sayangnya, tabel informasi nilai gizi adalah bagian yang paling diabaikan konsumen. Padahal di situ terlihat apakah makanan yang akan kita beli itu sesuai atau tidak dengan kebutuhan tubuh kita.
Manfaatnya membaca label adalah supaya kita bisa memilih makanan yang lebih cocok untuk kita. Kita pun tidak akan tertipu iklan. Misalnya, iklan susu yang menyatakan mengandung lebih banyak ini-itu. Padahal saat dilihat komposisinya, jumlahnya tidak signifikan dengan produk sejenis lainnya, tapi harganya beda jauh banget.
Selain itu, tabel gizi itu pun memperlihatkan apakah makanan itu aman dikonsumsi sesuai kondisi kesehatan. Misalnya, yang mengalami obesitas tidak disarankan memakan mi instan sebagai makanan selingan karena jumlah per sajinya saja sudah mengandung 320 kilokalori (kkal). Sementara, rata-rata kebutuhan manusia dewasa dalam satu hari penuh adalah 2.000 kkal.
Begitupun yang memiliki sakit ginjal dan hipertensi, sebaiknya tidak mengonsumsi mi instan karena di situ tertulis natrium-nya sangat tinggi, yaita 63 persen. Begitu pula keripik atau kacang kemasan yang dalam sajian 15 gram saja sudah mengandung 5% natrium yang diperlukan tubuh.
Dalam versi paling sederhana, tabel itu akan memperlihatkan kandungan lemak total, protein, karbohidrat total, dan natrium. Seberapa besar kandungannya? Ayo cek informasi nilai gizi makanan yang akan kita beli. Cek juga apakah ada nomor BPOM atau PIRT yang menjamin bahwa produk itu sudah melalui pemeriksaan lembaga resmi sehingga aman dikonsumsi.