Pura Uluwatu, Tempat Para Pemimpin Bijak Tinggal

Pura Uluwatu, Tempat Para Pemimpin Bijak Tinggal

Maman Soleman
24 Jan 2018
Dibaca : 1784x

"Jangan mati dulu sebelum berkunjung ke Pulau Bali". Apa boleh buat, ini memang kalimat klise yang begitu mudah diucapkan. Bagi yang pertama kali berkunjung ke Pulau Dewata itu, selalu meluncur beribu rasa kekaguman. Namun toh kenyataan, bahwa Bali, banyak obyek wisata yang bisa dijual, nah ini berarti lahan devisa. Di antaranya Pura Uluwatu.

Di ujung paling selatan Pulau Bali ini berdiri pura tua. Pura tua tersebut termasuk satu dari enam kayangan. Kayangan lainnya yang terbesar adalah Pulau Besakih. Sejarah pun berputar, rentetan kejadian melaju mengikuti irama kehidupan. Konon, pura tua itu dibangun pada waktu kerajaan Kerthabumi berkuasa yang lantas  berkembang menjadi Waisnawa.

Itulah Pura Uluwatu. Tahun 1570 berdasarkan petunjuk Pedende Sakti Wawu Tauh, terdapat suatu tempat yang sesuai untuk dijadikan moksa. Bahasa Bali dinamakan ngaluhur. Tempat itu tenang, di atas bukit, jauh dari keramaian dan menghadap laut. Pantaslah jika dinamakan Uluwatu yang bermakna tempat mangkalnya para pemimpin bijaksana. Ini merupakan simbol dari ulu yakni kepala, dan watu bisa diterjemahkan batu.

Tahun 1570 berbeda dong keadaannya dengan tahun 2018. Sekarang ini, Uluwatu tak bisa lepas dari lirikan para pelancong, meskipun yang datang ke sana tak sederas ke Tanah Lot misalnya. Uluwatu dan Tanah Lot dipandang dari sudut wisata, sama-sama memperlihatkan kecantikan alam. Pemandangannya sangat memukau. Kita berdiri di tebing yang curam, langit membentang kayak kapas, dan rasanya dekat sekali. Lalu tataplah laut yang luas, ah bergelora jiwa ini. Damai.

Catatan tertoreh kalau Abad 19, Pura Uluwatu ini haknya di bawah naungan Kerajaan Badung,  pada waktu itu Kerajaan Mengwai yang berkuasa. Dan, Pun Agung Jero Kuta yang sekeluarga sama Raja Badung diberi wewenang merawat pura itu. Wewenang itu yang hingga sekarang dilaksanakan, yakni upacara besar yang berlangsung pada Selasa "medang sia". Lazim diadakan sepuluh hari sesudah hari raya Kuningan.

Jadi usia Pura Uluwatu ini ditaksir sudah melampaui angka empat ratus tahun. Di umur setua itu, masih tegar, kokoh, bangunannya terawat. Walaupun di sana sini seperti wantilan, tugu apit pintu masuk, telah mengalami perbaikan. Pemerintah Daerah Bali yang kini mengurusnya, ya, bagaimanapun pura suci ini perlu dijaga kelestariannya.

Bagi yang senang berolahraga menaiki ombak dengan papan luncur, wilayah Pantai Uluwatu, jelas pilihan yang tetap. Benar-benar ditantang deh. Ombaknya lumayan tinggi. Di situlah jago-jago selancar kelas dunia sering menjajal kemampuan mereka. Bahkan wilayah Uluwatu termasuk daftar sirkuit elit untuk olahraga tersebut.

Namun sebenarnya, wilayah Uluwatu mulai membuka diri buat orang luar karena jasa Mad Lange petualang asal Denmark. Si Lange ini selain seorang petualang, ia adalah pedagang yang mendatangkan tekstil, perabot rumah, rempah-rempah gambir, lampu antik juga uang kepeng dari Cina. Ia adalah orang asing yang pertama menginjakkan kaki di pura itu.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Berita Netizen Terupdate
Copyright © 2025 GueBanget.com - All rights reserved
Copyright © 2025 GueBanget.com
All rights reserved