Dunia anak tak lepas dari bermain. Bebas, lepas, tak berbeban, penuh dengan tawa, ataupun keseriusan anak ketika tenggelam dalam dunia permainannya. Nah, Ayah Bunda, ternyata jangan salah lho...walau bermain terkesan spontan, bermain juga punya prinsip lho. Kita lihat yuk, apa saja prinsip bermain!
Dalam bermain prinsip yang paling penting adalah bebas. Ketika bermain dengan 1 mainan tertentu, bisa jadi jika dimainkan oleh 2 anak yang berbeda bisa beda cara mainnya. Mereka melakukan itu, bisa beralasan, namun bisa juga random alias tak beralasan.
Dalam bermain tidak ada perintah atau arahan. Biarkan saja anak melakukan hal yang mereka inginkan. Tentunya tetap dalam pantauan orang dewasa untuk memastikan keamanannya ya.
Prinsip selanjutnya adalah terima pendapat anak. Jika menurutnya boneka ayam adalah burung misalnya, biarkan saja. Tak perlu juga Ayah Bunda interupsi akan kesimpulan yang ia ambil (ketika ia menyebutkan ayam sebagai burung). Bentuk keterlibatan Ayah dan Bunda dalam bermain, bisa bertanya apa yang membuat anak Anda menyebut ayam sebagai burung. Bisa jadi lho, ia sedang bermain sandiwara-sandiwaraan dengan boneka ayam tersebut.
Jika memang bermain dilakukan dalam posisi duduk, Ayah Bunda dapat mengambil posisi duduk berdampingan ya, bukan berhadapan. Mengapa? Agar terbangun one on one connection. Dengan posisi duduk seperti ini akan terbangun attachment dengan anak. Selain itu, jika bermain dengan posisi berhadapan, mungkin anak Anda merasa sedang diintrogasi oleh Ayah Bundanya nih.
Prinsip lainnya adalah pemahaman. Misal: ketika Ayah pulang kerja dan melihat anak perempuan Anda sedang bermain boneka-bonekaan. Ambillah boneka lainnya, lalu berbincanglah seolah boneka yang Anda pegang berbicara dengan boneka anak Anda. Ketika bicara pun, sesuaikan dengan nada dan volume suara anak Anda. Samakan frekuensinya, pahami rules permainan yang dibangun oleh anak Anda.
Nah, sudah mengenali prinsip bermain. Tunggu apalagi, yuk ajak anak Anda bermain bersama!