Pernahkah kamu memperhatikan kantor tempatmu bekerja? Atau mendengar cerita dari teman tentang kantor mereka. Kalau kita coba lihat ya, di setiap kantor pasti ada bagian-bagiannya. Ada human resources department, IT, general affair, dan beragam bagian lainnya. Kita coba lihat tiga bagian ini saja dulu. Human resources department atau HRD, bagian ini yang mengurusi tentang karyawannya, tentang penempatan orang per orangnya, optimalnya setiap orang ditempatkan di divisi yang mana, berpatner dengan siapakah, di cabang manakah. Selanjutnya adalah bagian IT bagian teknik yang mengurusi technical support, sesuatu yang berhubungan dengan sistem komputer, jaringan internet, jaringan komunikasi teknis di kantor. Intinya bagian ini adalah bagian yang mengurusi urusan sesuatu yang berhubungan dengan sistem komputer dan komunikasi deh. Dan ada juga bagian umum atau bahasa kerennya general affair. Bagian ini yang berhubungan dengan pengadaan barang sehari-hari di kantor. Bagian yang berurusan dengan kertas, printer, sofa, meja, bahkan hingga urusan pot bunga!
Terbayangkah ketika ketiga bagian ini saling bekerjasama dalam menjalankan kantor sehari-hari. Taruhlah jika misal kamu ada disalah satu divisi pada sebuah kantor. Bayangkan ketika kamu sedang ada teleconference meeting dan tiba-tiba koneksi internetnya terputus. Bagian mana kah yang akan kamu hubungi untuk membantumu? Tak lain dan tak bukan pasti kamu akan menghubungi orang dari bagian IT kan? Bukannya kamu menghubungi bagian HRD atau GA. Ketika urusan jaringan internetmu beres, kamu pun kemudian dapat melanjutkan meeting. Ya, begitulah contoh sederhana bagaimana dinamika kantor dapat berjalan.
Tahukah kamu, sebenarnya kamu pun memiliki kantormu sendiri, perusahaanmu sendiri. Bukan perusahaan di mana kamu bekerja, tapi kantornya ya dirimu sendiri. Dengan orang-orang yang ada di sekitarmu yang menjalankan bagian-bagiannya masing-masing sama seperti bagaimana kantor memiliki divisi-divisinya masing-masing. Namun orang-orang yang ada di perusahaanmu tak perlu mengikuti tes penerimaan kerja. Pengalaman bersama lah yang membuat mereka ‘diterima’ di kantormu. Penerimaan yang bernama kepercayaan. Mereka juga tak perlu menunjukkan fotokopi ijazah mereka untuk meyakinkan kapabilitasnya. Kapabilitas mereka sudah teruji melalui kebersamaanmu dengan mereka. Ujian yang juga bernama kepercayaan. Kamu pun tak perlu meminta data lengkap mereka untuk meyakinkan apakah mereka sudah menunjukkan identitas yang sebenarnya. Karena identitas itu sudah diketahui lewat hubungan yang bernama kekeluargaan. Kamu tak perlu melihat kartu identitas mereka karena jelas-jelas kamu tahu di mana rumah dan juga tentunya keluarga mereka.
Masih bingung dengan cara kerja kantormu (sendiri)? Coba deh ingat-ingat pernahkah kamu dihadapkan dengan situasi bingung mencari tahu jasa sewa mobil di kota tertentu? Adakalanya pencarian di internet tidak membuahkan hasil yang terpercaya lho. Di situlah kamu akan mengingat-ingat siapa temanmu yang bisa diandalkan untuk ini. Kamu kemudian akan membuka-buka ingatan siapakah temanmu yang bisa membantumu. Jika pun kamu belum mengingatnya, kamu akan menghubungi teman bagian HRD (baca: dia yang biasanya memiliki banyak jaringan dengan teman lainnya). Di sini lah contohnya bagaimana kamu menjalankan kantormu sendiri, sesuai dengan kebutuhannya. Di kesempatan yang berbeda, ketika kamu kebingungan dengan laptopmu yang tiba-tiba mati tanpa sebab, kamu pun akan menghubungi temanmu di bagian IT (baca: temanmu yang melek teknologi). Begitu seterusnya bagaimana kamu menjalankan kantormu. Kantor yang hubungan karyawan-karyawannya dekat dan solid, bukan karena mendapatkan salary yang besar darimu, bukan juga kerena sering diajak jalan-jalan olehmu, tapi karena hubungan pertemanan yang hangat dan menyenangkan.
Nah, sudah menyadarikah bahwa kamu punya kantor sendiri? Jika sudah, ada berapa cabang kantor yang kamu miliki? Jika ingin memiliki banyak cabang, mudah kok...hanya perlu 1 hal, bertemanlah!