Tampilan wajah yang sehat, bersih, dan segar pasti menjadi dambaan semua orang. Namun, ada juga yang menambahkan kulit putih dalam daftar keinginannya. Berbagai cara dilakukan, tetapi ada beberapa orang yang justru menerima dampak sebaliknya. Misalnya, kulit penuh dengan guratan merah ataupun pigmentasi yang berlebihan karena perawatan yang tidak tepat. Ada teknologi laser kuning yang bisa memperbaikinya, tetapi perawatan rutin dalam pengawasan dokter adalah kunci utama.
Meskipun kulit khas orang Indonesia tidak terlalu putih, tetapi imaji bahwa kulit putih membuat seseorang tampil cantik masih sering terdengar. Kita lihat saja ada banyak krim pemutih yang beriklan di televisi yang hadir dengan jargonnya masing-masing. Ditambah lagi, krim pemutih yang tidak beriklan tapi dijual juga di pasaran.
Keinginan untuk memiliki kulit wajah yang putih bersih membuat banyak perempuan melakukan perawatan yang tidak tepat, seperti memakai krim yang kandungannya berbahaya bagi kulit. Cara seperti itu tentunya bukan hanya tidak berhasil membuat kulit menjadi putih, tapi kulit wajah pun menjadi tidak sehat, tidak bersih, dan tidak lagi berkilau segar.
Ada banyak dampak dari pemakaian krim yang katanya bisa memutihkan atau membersihkan tetapi kandungannya ternyata berbahaya bagi kulit. Misalnya, kulit menipis dan muncul guratan-guratan merah seperti sarang laba-laba. Kondisi kulit seperti itulah yang disebut masalah vaskular yang kini semakin banyak terjadi.
Guratan merah memang dipengaruhi juga faktor turunan. Tetapi yang saat ini semakin banyak ditemui adalah guratan merah yang muncul karena penggunaan krim yang kandungannya tidak tepat. Misalnya, krim yang mengandung steroid yang bila digunakan dalam jangka panjang pasti akan memunculkan merah-merah di wajah.
Masyarakat banyak yang menggunakan krim pemutih dengan zat aktif tanpa pengawasan dari dokter. Padahal, zat-zat tersebut tidak bisa dipergunakan untuk jangka waktu yang lama. Namun karena pemakainya berpikir bahwa krim itu telah berhasil memutihkan wajahnya, akhirnya dipakai terus-menerus tanpa resep dokter.
Selain masalah vaskular pada wajah, masalah kesehatan kulit yang semakin sering ditemui adalah pigmentasi kulit atau melasma. Itu adalah kondisi kulit yang menghitam yang biasanya muncul di area pipi dan hidung.
Bila masalah vaskular muncul karena penggunaan krim yang tidak berdasarkan anjuran dokter kompeten, maka pigmentasi justru terjadi karena tidak adanya perawatan oleh krim pelindung wajah. Padahal, kulit wajah sering kali terpapar sinar matahari siang yang menyengat dan merusak kulit wajah.
Pigmentasi ini pun ada faktor genetiknya. Mereka yang genetiknya kuat, ketika sering terkena paparan sinar matahari, pasti langsung terbentuk area hitam di wajah. Namun, pigmentasi ini juga dipengaruhi oleh proses aging sehingga mereka yang tidak menjaga kesehatan kulitnya pasti mulai muncul pigmentasi di usia 25-30 tahunan.
Mereka yang tidak terbiasa melindungi wajah dengan sunblock di siang hari, kemungkinan besar memiliki dampak pigmentasi di usia 30 tahunan. Apalagi, mereka yang juga tidak menggunakan krim malam dan tidak rutin melakukan perawatan peeling untuk mengangkat sel-sel kulit mati.
Bila pigmentasi dibiarkan, area hitam di wajah akan meluas. Yang mulanya vlek berukuran kecil, lama-kelamaan melebar sehingga kedua pipi menghitam. Begitu pun dengan masalah vaskular. Bila tidak ditangani dengan segera, maka gurat-gurat merah di wajah akan bertambah banyak.
Teknologi kedokteran memang sudah berkembang untuk menyembuhkan kulit wajah yang mengalami masalah vaskular dan pigmentasi. Teknologi itu adalah penyembuhan dengan laser kuning yang secara spesifik bekerja untuk dua masalah kulit itu.