The Grinch Stole Christmas! adalah salah satu dari sekian film karya Dr. Seuss yang diangkat ke layar lebar. Bukunya ditulis pada tahun 1957 dan film layar lebarnya tayang pada tahun 2000 silam. Film dengan ide cerita yang unik ini bukan hanya menyuguhkan daya imajinasi Dr. Seuss sebagai penulisnya. Namun ada pelajaran lain yang bisa kita ambil. Ini tentang cinta yang bisa mengalahkan ego dan kesulitan seseorang dalam mengendalikan emosinya. Betapa sebenarnya manusia terlahir dengan naluri saling menyayangi. Hanya saja dalam aplikasinya, banyak hal yang mempengaruhi mengapa sifat saling menyayangi ini bisa ‘tertutupi’.
Film yang dibintangi oleh Jim Carrey, Taylor Momsen, Jeffrey Tambor, Christine Baranski ini berkisah tentang Grinch yang sangat membenci natal. Dia terkenal sangat keji dan jahat oleh penduduk Whoville. Bahkan, tabu untuk menyebut nama Grinch, apalagi jika dilakukan di saat-saat suasana natal. Ada seorang anak kecil yang bernama Cindy Lou. Dan karena satu kejadian, dia mempertanyakan mengapa Grinch tidak menyukai natal hingga seprti itu. Ia pun mengunjungi penduduk Whoville untuk mencari tahu. Nah, di suatu moment, tak sengaja Cindy bertemu dengan Grinch dan Grinch menolongnya! Sejak saat itu Cindy yakin bahwa Grinch sebenarnya tidak jahat.
Ternyata ada tradisi ada pemilihan tokoh yang mendapatkan penghargaan saat natal di Whoville. Cindy menyarankan Grinch untuk ikut dalam nominasi tersebut. Karena menurut Cindy, justru orang yang membutuhkan natal-lah yang cocok untuk mendapatkan nominasi tersebut. Film ini berhasil menampilkan Grinch sebagai sosok yang keji, jahat, namun sebenarnya ia butuh attachment. Terlihat dari reaksinya ketika mendapatkan undangan dari Cindy untuk menghadiri acara nominasi natal tersebut. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia sibuk, sibuk dengan merenungi kesendirian, sibuk memandangi lubang tak berdasar, dan sibuk makan malam bersama dengan dirinya! Betapa kocak ketika ia dihadapkan dengan dilema antara butuh attachment namun gengsi! Dan akhirnya ia pun datang memenuhi undangan tersebut. Di sana ia sempat bersenang-senang dan larut dalam kehangatan penduduk Whoville. Namun, begitu ada hal yang menyulut kemarahannya....kekacauan pun terjadi. Dari situlah muncul ide untuk mencuri natal! Karena ia tidak tahan menyaksikan berbagai kemeriahan natal, padahal kalau kita lihat alasannya lebih dalam bukan karena itu. Itu hanya bentuk penolakan diri karena ia tidak ‘ada’ di dalamnya.
Nah, akhirnya aksi ‘jahat’ pun ia lakukan. Ia mencuri natal! Namun ketika ia berhasil melancarkan aksi dan misinya, ia sendiri kaget dan akhirnya ada kejadian yang mengharukan. Karena rangkaian berbagai peristiwa, ia akhirnya menyadari bahwa ia kini bisa ‘merasa’ ia bahkan bisa merasakan air mata mengalir di pipinya. Ia pun berkata bahwa volume hatinya membesar! Film ini mengandung makna mendalam tentang cinta dan kepedulian yang dikemas apik dalam imajinasi. Tentang betapa setiap manusia sebenarnya dikaruniai sifat kasih sayang, hanya karena berbagai pengaruh, adakalanya sifat ini (mungkin) tertutupi. Dengan kejelian hati jugalah kita dapat melihat kasih sayang pada setiap orang.