Guebanget.com - Kawan atau rekan atau kenalan, sifatnya tidak terlalu rapat.Tapi istilah ‘sahabat’ menampakkan keakraban dan mungkin juga kemesraan.
Kaedah Fiqih menyebutkan : ” Hukum dikira kepada apa yang dinamakan, bukannya pada nama “. Maknanya, kalau arak ditukar nama menjadi soya sekalipun, hukumnya tetap haram.
Begitu juga bersahabat atau berkawan dengan berlainan jenis. Mari kita sama-sama fahami prinsip asas yang digariskan Islam :
Tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta’ala dalam Surah Al-Maaidah :
” Dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolog-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan “
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono saja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan perilakunya.
Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu kelompok keagamaan.
Bersentuh tangan atau duduk dekat-dekat sesama jenis, tidak sama dengan bersentuh tangan atau duduk rapat-rapat dengan berbeda jenis.
Oleh itu, Islam mengharamkan sentuh menyentuh, pegang memegang, tepuk menepuk, dakap mendakap dan yang sewaktu dengannya oleh manusia yang berbeda jenis – kecuali setelah menikah.
Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. maksudnya, walaupun kita adalah sahabat / rekan berbeda jenis, tidak berarti mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita.
Prinsipnya tetap sama. Justru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah.
Mereka keluar berdua, makan-makan dan duduk di atas bukit. Ambil angin katanya. Bila ditanya, mereka jawab : ” kami hanya kawan biasa. Kebetulan dia ada masalah, mau cari tempat curhat, jadi saya luangkan waktu. Lagipun, kami masing-masing udah ada yang punya jugak,,, “.
Bercouple itu menjadi haram bukan kerana namanya couple atau semata kerana isu ‘aku cinta kau, kau cinta aku’. Couple menjadi haram guys, kerana wujudnya gejala berdua-duaan, berbicara dari hati ke hati tanpa ada batasan dan sebagainya. Jadi, jika terjadi hal seperti itu, tak mau tau itu ‘kawan’ atau, ‘sahabat’ ataupun ‘couple’ , hukumnya tetap adalah haram. Ia termasuk dalam kategori khalwat dan mukaddimah zina.
Yang boleh tetap boleh, selagi mana tidak diresapi unsur-unsur yang menjadikannya sebagai tidak boleh. Agar teman tetap menjadi teman, yaitu dengan cara:
So guys, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa lelaki atau perempuan itu tidak dilarang dalam islam untuk bersahabat, tapi kita harus menjaga perilaku, tatapan mata kita, cara bicara kita, harus semua itu dijaga, dan kita gak boleh memperlaukan kawan cowok kita sama kayak kawan cewek kita...
...tak ada saahnya kita berteman dengan lawan jenis asal tidak melanggar semua yang ditentuka oleh ALLAh SWT.