Kenapa bukan hujan bulan September atau Oktober atau November atau Desember aja ya? Karena biasanya nama bulan yang berakhiran –ber itu identik dengan kata berber yang berarti dingin (musim hujan). Kenapa dipilih bulan Juni? Ada yang udah tau kan? Film romantis yang disutradarai oleh Reni Nurcahyo Hestu Saputra, yang mengadaptasi cerita dari novel karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul "Hujan Bulan Juni" terbitan tahun 2015.
Hujan Bulan Juni merupakan film Indonesia bergenre drama romantis yang digarap oleh Starvision dan Sinema Imaji selaku pihak produksi film. Dalam film ini, Sapardi juga ikut ambil bagian dalam penulisan skenario film bersama Titien Wattimena.
Film Hujan Bulan Juni diproduseri oleh Chand Parwez Servia dan Avesina Soebli. Turut serta Tina Talisa dan Fiaz Servia selaku produser eksekutif. Film yang bersyuting di beberapa kota di Sulawesi Utara dan Jepang ini menghadirkan aktor dan aktris berbakat dalam film drama-romance, yaitu Adipati Dolken dan Velove Vexia. Turut hadir pula Baim Wong, Surya Saputra, Koutaro Kakimoto, Ira Wibowo dan Jajang Pamontjak.
Film Hujan Bulan Juni dijadwalkan akan tayang perdana pada awal bulan November, tepatnya tanggal 2 November 2017. Memiliki durasi 1 jam 36 menit, dan cocok ditonton oleh usia 13 tahun ke atas.
Petikan isi novel Sapardi yang disisipkan kedalam film ini berisi sepenggal puisi yang dramatis dan romantis.
"Hujan di Bulan Juni"
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Film Hujan Bulan Juni menceritakan tentang kisah seorang dosen muda Sastra Jepang di Universitas Indonesia bernama Pingkan (Velove Vexia) yang mendapatkan kesempatan untuk belajar ke Jepang selama dua tahun. Namun kekasihnya, Sarwono (Adipati Dolke) merasa nelangsa (sedih dan khawatir) mendengar kabar akan ditinggal oleh Pingkan yang selama ini hampir tidak pernah lepas dari sampingnya.
Ketika Sarwono ditugaskan Kaprodinya untuk presentasi kerjasama ke Universitas Sam Ratulangi Manado, ia membawa Pingkan sebagai guide-nya selama di Manado. Di sana Pingkan bertemu keluarga besar almarhum ayah Sarwono, ia dipojokkan oleh pertanyaan tentang hubunganya dengan Sarwono, perbedaan yang dimata mereka sangat besar. Bukan mereka tidak menyadarinya, hanya saja mereka terlanjur nyaman dengan cinta dan kasih sayang yang mereka rasakan.
Apakah mereka memutuskan untuk tetap bersama? Ataukah ini akan jadi perjalanan perpisahan mereka? Bagi yang penasaran dengan filmnya, yuk tonton di bioskop terdekat. Atau bagi kamu yang tidak suka dengan menonton film, bisa juga membaca novelnya.