Anda pernah mendengar kuliner lontong lemprak? Namanya memang bikin penasaran. Bentuk, bau, dan rasa lontong, banyak orang sudah tahu. Nah, tambahan kata lemprak atau nglemprak (Jawa), ternyata berarti duduk di lantai atau lesehan.
Lontong lemprak adalah kuliner khas Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kendal. Tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan Kabupaten Batang ini. Padahal, tiga wilayah tersebut saling berbatasan. JikaAnda penasaran, datang saja ke Alun-alun Kabupaten Batang, terutama pada sore hari.
Menurut warga setempat, ternyata lontong lemprak adalah lontong opor yang disajikan secara lesehan alias menikmati lontong opor sambil duduk bersila alias nglemprak beralas tikar. Lontong lemprak banyak dijual di sepanjang trotoar alun-alun, persis di depan Masjid Batang.
Lontong lemprak adalah lontong opor seperti yang biasa disajikan saat Lebaran. Sajiannya berupa olahan berkuah santan terdiri atas potongan lontong, diguyur, dengan kuah santan rebusan daging ayam kampung, dilengkapi tahu, telur, dan sambal.
Daging ayam kampung terkenal dengan tekstur dagingnya yang alot. Namun, setelah merasakan lontong lemprak, ternyata daging ayam kampung bisa sangat lembut tatkala digigit dan dikunyah.
Pemilihan ayam kampung sebagai opor merupakan favorit pengunjung karena dagingnya tidak amis, melainkan kesat dan gurih. Kaldu ayam kampung juga terasa lebih gurih. Sajian lontong lemprak juga wowbanget, dari segi porsi dan harga. Harganya kurang dari Rp 25.000. Jangan heran jika lontong lemprak laris manis menjadi makanan favorit warga pantura Jateng, khususnya Kabupaten Batang.
Seperti masakan khas Indonesia lain, kuliner ini kaya dengan rasa rempah. Ayam kampung direbus sampai daging empuk, kemudian dibumbui rempah-rempah seperti merica, jahe, kunyit, bawang putih, bawang merah, gula aren, daun salam, dan akar sereh.