Puasa seharusnya jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Akan tetapi, kendati banyak kantor yang mengurangi lama jam kerja, banyak karyawan yang berdiam di masjid, bukan saja untuk memperbanyak ibadah, melaikan juga digunakan untuk tidur siang lebih lama.
Saat berpuasa, tubuh biasanya terasa lemas karena menurunnya kadar gula darah. Untuk mencegahnya, bisa dilakukan dengan memperbaiki pola makan dan komposisi nutrisi saat makan sahur. Jika makan sahurnya cukup dan tepat, tubuh tidak akan cepat merasa lemas. Rasa lemas biasanya baru terasa sore hari, menjelang waktu berbuka.
Saat kondisi lemas inilah sebaiknya mulai berolah raga ringan. Olah raga akan membuat kadar gula darah meningkat. Saat kadar lemak dibakar akan terbentuk bahan untuk pembuatan gula darah (glukoneogenesis). Tubuh lebih nyaman lagi jika setelah berolah raga diikuti mandi.
Malas bukanlah gangguan kesehatan, melainkan sesuatu yang terkait dengan mental seseorang. Puasa seharusnya tidak mendatangkan rasa malas. Jika malas muncul, sudah seharusnya seseorang bisa melawannya. Berpuasa itu sejatinya bukan soal kuat atau tidak kuat menahan lapar dan haus, tetapi juga mengolah mental, apakah kuat menghadapi godaan atau tidak. Rasul berkata, jihad yang paling besar adalah jihad menahan godaan dari dalam diri sendiri yang nilainya lebih tinggi dari jihad berperang.
Kondisi lemas dan tidak bugar saat berpuasa itu bisa juga hanya sugesti. Otak menstimulasi kepada tubuh karena tidak ada suplai makanan di siang hari jadi tidak ada energi untuk beraktivitas sehingga terlihat lemas. Apabila orang tersebut sahur dengan benar (gizi berimbang), makan yang kita makan pada saat sahur akan memenuhi kebutuhan energi sepanjang kita berpuasa.
Oleh karena itu agar tetap bugar saat puasa selain mengonsumsi makanan bergizi pada saat sahur juga tidak meninggalkan olah raga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda santai, atau berlatih yoga.
Selain olah raga, untuk menghindari rasa malas bisa dicoba lima tips berikut. Pertama, tidur dan bangun lebih cepat. Kedua, tetapkan target untuk mencari kesibukan selama Ramadan. Salah satu cara untuk menghindarkan diri dari kemalasan adalah mendekatkan diri pada kesibukan.
Ketiga, jauhkan diri dari hal yang menyebabkan kemalasan seperti televisi, media sosial, games, atau mungkin tempat tidur. Terakhir, jaga konsistensi saat berbadah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kedisiplinan diri.
Akan tetapi, jangan salah, kesibukan pula bisa membuat kualitas ibadah saat Ramadan berkurang. Banyak yang karena pekerjaannya, kesulitan mencari waktu untuk menunaikan salat Tarawih, tadarus Alquran, atau salat berjamaah di masjid.
Jika demikian, tak perlu khawatir karena sebetulnya ada bapyak ibadah lain yang tak kalah penting untuk dilakukan saat Ramadan. Antara lain bersedekah yang bisa dilakukan setiap hari, saat di perjalanan menuju kantor atau pulang. Memberi makanan orang yang berpuasa juga memiliki arti yang besar.
Jika masih kesulitan menyediakan waktunya, memperbanyak istigfar juga menjadi salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan. Apalagi jika dilakukan bersamaan dengan salat wajib yang selalu tepat waktu. Tak perlu berlama-lama, asal khusyuk sehingga tak menyita waktu pekerjaan. Yang tersulit, jangan tidur lagi setelah Subuh. Godaannya memang besar, tetapi bisa menggantinya dengan mengerjakan kegiatan lain di rumah sebelum berangkat kerja.