Hai, Anak Muda! Janganlah kamu bertopang dagu. Sebab, masa depan ada di tanganmu sendiri. Jadi, apapun statusmu sekarang dan bagaimanapun kondisimu saat ini jangan berputus asa dengan jalan yang telah ditetapkan-Nya.
Seperti kisah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono yang dulunya ternyata pernah menjadi loper koran hingga antar jemput anak di Amerika Serikat (AS). Pekerjaan tersebut harus ia lakukan agar bisa melanjutkan pendidikan S3-nya di jurusan teknik sipil di AS. Ia mengungkapkan, perjuangannya dalam mencari beasiswa tersebut senantiasa dibarengi dengan ketaatannya dalam beribadah kepada Allah SWT.
Saat itu, pria yang dijuluki sebagai ‘Bapak Infrastruktur’ ini harus mencari biaya pendidikan S3-nya seorang diri di Universitas Colorado, sebab kementerian tempat ia bekerja hanya memberikan beasiswa hingga selesai S2 saja.
"Saya solat kenceng, terus saya ingin sekolah terus, cari beasiswa sata nguli nganter koran, saya dengan istri saya, istri saya kerja di restoran, intinya ngula-nguli, nganter anak sekolah," curhat Basuki, saat menjadi pembicara di acara We The Youth, di Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018).
Bukan hanya kesulitan mencari biaya kuliah saja, Basuki juga harus menghidupi keluarganya dan ia juga kerap mendapatkan surat pengusiran dari deportasi Amerika. Namun, dirinya bersikeras memohon agar tidak diusir sebab harus melanjutkan sekolah ke jenjenag yang lebih tinggi.
"Kalau dapet surat deportasi saya robek, asal gak ngerampok boleh intinya," pungkas Basuki dengan sedikit tersenyum.
Allah memang senantiasa memberikan jalan bagi hambanya yang selalu berusaha untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Basuki pun berhasil meraih gelar S3-nya dan menjadi satu-satunya pegawai Kementerian PUPR yang menyandang gelar insinyur, saat masanya.
Karir Basuki berawal dari PNS, tapi 15 tahun kemudian ia berhasil meraih Eselon 1 mulai dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Irjen Kementerian PUPR, Dirjen Penataan Ruang hingga diangkat menjadi Menteri PUPR.
Di balik perjuangannya tersebut, ia berharap bisa membangkitkan semangat kaum muda yang hadir maupun tidak hadir dalam acara tersebut. Ia menginginkan para generasi muda Indonesia bisa meraih cita-citanya dan maksimal saat bekerja.
Basuki meyakini ke depannya generasi muda akan 100 persen menjadi penopang nasib bangsa. Meski saat ini kontribusi generasi muda dinilai masih sedikit.
"Hari ini generasi muda 25 persen kalau anda gak siap kompetisinya pasti lebih keras jangan lembek harus kuat. Menteri paking lima tahun selamat lebih penting maksimum bekerja," tandasnya.
"Jangan lupa doa pasti berakhir, setiap ada keinginan pasti ada jalan, Manjadawajada. Hilangkan iri dengki dengan orang, jadi saat sekolah fight jangan lembek," tutupnya.
Dalam acara We The Youth, di Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018) lalu, hadir pula aktris cantik muda berbakat, Prilly Latuconsina serta Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.