Masih Ditanya Pertanyaan 'Wajib' Saat Lebaran?

Masih Ditanya Pertanyaan 'Wajib' Saat Lebaran?

Dika Mustika
18 Jun 2018
Dibaca : 2867x

Lebaran, memang luar biasa! Selain ada makanan wajibnya, ternyata ada juga lho pertanyaan wajibnya.

“Kapan wisuda?”

“Udah dapat kerja?”

“Kapan nikah?”

“Gimana udah punya anak berapa?”

Kurang lebih itu adalah daftar pertanyaan wajib yang dikhawatirkan muncul dalam perbincangan di hari lebaran. Hari lebaran yang notabene hari kemenangan dan hari suka cita, bisa menjadi hari duka cita bagi sebagian orang (yang kemungkinan masih belum tahu redaksional akan memberikan jawaban apa untuk pertanyaan-pertanyaan di atas). Rasa rindu ingin berjumpa dengan sanak saudara pun, bisa terkikis ketika diperkirakan akan ada yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

 

Tenang, ternyata pertanyaan-pertanyaan itu hanya muncul dalam kekhawatiran dan tidak menjadi nyata pada tahun ini. Entah bagaimana awal isu mengenai hari lebaran yang berubah menjadi hari duka cita (karena pertanyaan-pertanyaan di atas) bisa menyeruak. Kira-kira 5-7 tahun lalu, ketika penggunaan smartphone, media sosial, dan penyebaran informasi sudah sangat lancarnya, muncul isu mengenai ini. Dan sejak itu pulalah di media sosial muncul berbagai alternatif yang kocak-kocak sebagai kunci jawaban atas pertanyaan itu. Kunci jawaban ini terus berkembang dari tahun ke tahun, mulai dari jawaban yang memang nyambung, hingga tarif pertanyaan, dan ada juga berbagai penjelasan dari sisi agama dan juga ‘kemanusiaan’ yang menjelaskan perlu tidaknya mengajukan pertanyaan ini.

 

Jika kita lihat dari sisi yang berbeda, sebenarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut ada yang memang wujud perhatian mereka terhadap kita, ada juga yang hanya sekedar mengisi perbincangan, atau pun pertanyaan yang seakan templete saja yang diajukan ketika bertemu dengan siapapun. Namun belum semua penanya memahami bahwa ada dampak lain yang terjadi ketika seseorang ditanya dengan pertanyaan tersebut di atas. Dan bisa jadi dampak tersebut bukan main-main lho. Bisa membuat seseorang menarik diri dari lingkungan, membuat bad mood seharian (bahkan lebih), membuat justru enggan berusaha untuk mewujudkan hal-hal yang disebutkan dalam pertanyaan tersebut. Sebenarnya, tidak juga menutup kemungkinan pertanyaan tersebut bisa menjadi cambuk untuk lebih semangat dalam  mewujudkan hal-hal yang disebutkan dalam pertanyaan tersebut. Tapi dalam kenyataannya, lebih banyak terjadi dampak yang pertama daripada dampak ke-2.

 

Beruntunglah dengan semakin majunya informasi dari internet, media sosial, dan penjelasan-penjelasan dari berbagai pihak, akhirnya orang-orang di sekitar kita pun jadi lebih well educated (akan hal ini). Mereka kini lebih selektif dalam bertanya. Kalau pun ketika ‘menyerempet’ membahas hal tersebut, bentuknya adalah doa. Senangnya, kini silaturahmi ketika lebaran tak terganggu lagi dengan pikiran-pikiran negatif tentang pertanyaan-pertanyaan ‘terlarang’ tersebut. Jika pun masih, tersenyumlah dan minta doa pada sang penanya.

 

#Tagar Berita

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Berita Netizen Terupdate
Copyright © 2025 GueBanget.com - All rights reserved
Copyright © 2025 GueBanget.com
All rights reserved